Dijelaskan Elly, proyek ini adalah kerjasama sejumlah negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, India, dan Vietnam. Masing-masing negara mengirimkan biji tanaman. Untuk LAPAN proyek ini dipimpin oleh Ratih Dewanti.
"Tujuannya untuk pengembangan minat generasi muda. Biji itu akan ditaruh ke kondisi mokrigravitasi lalu dikirim lagi ke Indonesia," tambah dia. Untuk mencari tahu, apakah mereka dapat tumbuh tanpa gravitasi.
Seperti dimuat Coffetoday.com, satelit tak berawak milik Badan Antariksa Jepang (JAXA), 'Kounotori 2' atau disebut juga dengan HTV2 membawa enam tom material ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Material-material tersebut termasuk makanan, sampel air minum untuk pusat penelitian ilmiah Jepang di luar angkasa. Laboratorium ilmiah di ISS sejatinya hanya boleh diakses 15 negara yang menjadi bagian dari proyek stasiun luar angkasa internasional.
Baca Juga :Namun, Jepang memutuskan untuk melibatkan beberapa negara Asia lain, secara gratis. Jadi, selain mengangkut kargo, roket HTV2 juga mengangkut bijji tomat dan lada dalam rangka eksperimen bersama Jepang dan negara Asia lain, termasuk Indonesia.
Mobil Terbang Dibanderol Rp 1,7 Miliar, Mau?
Lebih dari 2 Triliun Ton Es Kutub Mencair
Global Warming Bikin Dunia Banjir Pejantan
Ini adalah kabar baik kedua dari LAPAN dalam beberapa hari ini. Sebelumnya, LAPAN mengabarkan bahwa satelit pertama buatan Indonesia yang bekerja sama dengan Jerman, dalam kondisi sangat memuaskan.
Satelit Lapan-Tubsat yang diluncurkan ke angkasa dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, India tahun 2007 lalu bertahan hidup selama empat tahun ini, lebih dari target sebelumnya, dua tahun.
Jika tak ada anomali, Lapan-Tubsat diperkirakan masih terus beroperasi selama beberapa tahun mendatang. Salah satu prestasi Lapan-Tubsat adalah dapat mengambil gambar letusan Gunung Merapi pada 2010.
Edit by |duniakita.info
Source |http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=64056