Bakteri ada dimana-mana




Lingkungan manusia secara tidak disadari mengancam kesehatan karena dipenuhi bakteri. Bukan hanya susu yang beresiko berbakteri, berbagai tempat di sekitar kita seperti pegangan kereta troli, handphone atau tombol lift mengandung bakteri. Pada umumnya bakteri ini tidak berbahaya. Tetapi beberapa jenis bersifat patogen dan bisa menyebabkan infeksi saluran cerna dan infeksi saluran pernapasan dan menjadi penyakit serius khususnya pada orang dengan daya tahan tubuh buruk.
 
Sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh lembaga Consumer Protection Board di Korea pada tahun 2009 mengungkapkan pada satu gagang trolley ditemukan bakteri sebanyak 1100 koloni tiap 1,55 inci persegi. Sehingga gagang troli menjadi barang umum yang paling banyak menyimpan kuman. Tempat berbakteri selanjutnya adalah Mouse komputer. Pada mouse koputer warnet dihuni 690 koloni bakteri. Tempat lain yang beresiko adalah hand straps atau pegangan tangan yang biasa ada di langit-langit bus yang dipenuhi sekitar 380 koloni bakteri. Berikutnya adalah gagang pintu toilet umum didapatkan sekitar 340 koloni bakteri. Sedangkan tombol lift ditemukan 130 koloni bakteri. Gagang pegangan Trolley merupakan tempat tersering sebagai sumber bakteri karena selain areanya lebih lebar dan secara bergantian digunakan oleh lebih banyak orang.
Adanya bakteri di troli juga diungkapkan para peneliti Universitas Arizona, Amerika Serikat. Setelah meneliti secara acak 85 troli dari empat negara bagian. Hasil penelitian menemukan 72 persen dari troli itu terdapat marker bakteri. Sejumlah marker bakteri itu setelah diteliti lebih cermat sekitar 50 mengandung bakteri E-coli.
Bahkan jumlah bakteri tersebut jauh lebih banyak dari yang kita temukan di toilet. Hal ini terjadi karena toilet secara berkala dibersihkan dengan disinfektan, tetapi tidak ada orang yang membersihkan troli-troli itu dengan cairan pembunuh kuman.
Penelitian lainnya pada tahun 2008 ditemukan anak-anak yang menaiki troli di supermarket lebih sering terkena infeksi dua jenis bakteri, yakni salmonela dan campylobacter.
Pada bulan Juni 2010, peneliti dari Lorna Linda University juga menemukan kantong belanja yang dipakai berulang kali bisa mengandung bakteri, termasuk E-coli.

Susu Berbakteri
Tim Institut Pertanian Bogor yang diketuai Dr. Sri Estuningsih, sejak 2003 hingga 2006, menemukan bahwa ada 22,73% susu formula dari 22 sampel dan 40% dari 15 sampel makanan bayi produk dalam negeri yang dipasarkan antara April hingga Juni 2006 terkontaminasi entrobacter sakazakii. USFDA (United States Food and Drug Administration) telah melansir sebuah penelitian prevalensi kontaminasi susu di sebuah negara terhadap 141 susu bubuk formula didapatkan 20 (14%) kultur positif E. sakazakii. Sehingga WHO dan USFDA sudah menetapkan bahwa susu bubuk formula komersial memang tidak steril. Jadi bukan hanya produksi lokal saja yang beresiko tetapi produksi luar negeripun resiko terinfeksi bakteri tidak jauh berbeda

Telepon Seluler Berbakteri
Telepon selular (ponsel) ternyata dapat menyebarkan 18 kali lebih banyak bakteri dibandingkan flush pada toilet pria. Penelitian terhadap 30 ponsel telah didapatkan sekitar seperempatnya  mengandung jumlah bakteri lingkungan pada tingkat tinggi. Satu tingkat bakteri, termasuk Faecal coliforms, berisiko tinggi menyebabkan infeksi pencernaan serius.
Sebuah perusahaan retailer ponsel mengadakan penelitian melalui objek yang dimiliki manusia dalam kesehariaanya. Mereka kemudian menganalisa bakteri yang ditemukan dari benda-benda itu. Hasilnya menemukan bahwa ada lebih banyak bakteri di ponsel daripada pegangan pintu, keyboard, dan bagian bawah sepatu, bahkan dudukan toilet.
Penelitian itu menunjukkan bahwa bakteri kulit termasuk staphylococcus aureus di ponsel, keyboard, dudukan toilet, dan pegangan pintu. Sepatu justru sebaliknya, memiliki bakteri akibat tanah dan udara.
Meski bakteri F coliforms tidaklah begitu berbahaya, tapi ini menunjukkan bahwa ponsel dapat menjadi sarang kuman yang berpotensi berkembang biak menjadi bakteri lain yang lebih berbahaya.

Dampak dan Pencegahan
Lingkungan manusia yang penuh bakteri ini sebenarnya tidak perlu dicemaskan bila manusia dapat mempertahankan diri dengan baik. Pertahanan diri yang baik adalah daya tahan tubuh dan perilaku hidpu sehat dalam kebersihan.
Tidak perlu menjadi seorang bakteriphobia untuk mencegahnya. Dengan meningkatkan daya tahan tubuh maka antibodi tubuh dapat melawannya. Kondisi ini lebih berbahaya bila terjadi pada penderita dengan gangguan pertahanan tubuh berat seperti penderita AIDS, bayi prematur, penderita kanker, penyakit jantung biru, malnutrisi dan gangguan kekebalan tubuh lainnya. Penderita kekebalan tubuh ringan lainnya adalah bayi usia muda, penderita alergi, asma, penderita gangguan saluran cerna atau orang yang mudah dan sering batuk pilek.
Dampak kesehatan yang terjadi hanya lebih mudah terjadi pada penderita dengan gangguan kekebalan tubuh. Gangguan tersebut bisa mulai yang ringan sampai serius. Gangguan yang ringan berupa infeksi saluran cerna dan saluran napas seperti batuk, pilek, nyeri badan, muntah atau diare. Meski jarang gangguan bakteri bisa jadi berat bisa menyebabkan diare kekurangan cairan, kejang, sesak napas, pnemoni dan gangguan kesadaran hingga mengancam jiwa. Gangguan yang berat inipun sangat jarang terjadi dan hanya terjadi pada penderita gangguan kekebalan tubuh yang berat.
Untuk menghindari dampak buruk dari infeksi bakteri ini harus melakukan pola hidup bersih. Direkomendasikan untuk membiasakan mencuci tangan sesering mungkin bila hendak nakan atau memegang bayi. Mencuci tangan yang baik dan benar adalah mencuci tangan dengan air mengalir dengan sabun dalam beberapa menit. Dalam kondisi tertentu khususnya menghadapi penderita dengan kekebalan tubuh menurun dapat melakukan perendaman tangan dengan menggunakan antiseptik selama sekitar 30 detik.
Apabila tingkat kandungan bakteri tergolong tinggi tanpa mendesinfektankan ponsel dan keyboard secara reguler, maka makin banyak bakteri yang berpotensi menyebabkan penyakit. Pembersihan dengan bahan anti septik dan alkohol harus dilakukan secara rutin di permukaannya.
Rekomendasi yang harus diperhatikan untuk mengurangi resiko infeksi tersebut adalah cara penyajian susu bubuk formula untuk bayi dengan baik dan benar. Pemanasan air di atas 70 C, bakteri yang ada dalam susu akan mati.  Selama hal ini dilakukan para ibu tidak perlu cemas dan kawatir karena meski susu formula tidak bebas bakteri tetapi tetap aman dikonsumsi.
Ancaman bakteri di sekitar manusia itu tampaknya merupakan kondisi alamiah yang sulit dielakkan. Tetapi manusia tidak boleh takut dan cemas apalagi menjadi bakteriphobia. Karena, Tuhan menciptakan akal dan kekebalan tubuh yang baik bagi umatnya bila manusia mau melakukan perilaku hidup sehat dan bersih. Bila pencegahan diakukan dengan bai, jangankan bakteri di ponsel atau di Troli, bakteri susu Sakazakiipun tidak perlu dikuatirkan. Maka moto iklan sebuah produsen detergen bahwa “Berani Kotor itu Baik” memang layak tidak untuk diperdebatkan.
Dari berbagai sumber
newer post older post